Horeeee.... Tahun Baru Lagi.... !!!
Semalam saya merayakan tahun baru dengan melakukan tugas sebagai Chief Happiness Officer untuk sebuah produk atau brand. Tugasnya lebih banyak sebagai greater dan hahahihi saja. Ya.... namanya juga bertugas, maka saat detik-detik pergantian tahun saya lalui dengan teman-teman kerja. Gak ada yang istimewa. Biasa-biasa saja.
Ingatan saya justru melayang ke beberapa acara tahun baru yang pernah saya lakukan. Yang paling saya ingat adalah ketika merayakan acara tahun baru bersama keluarga di rumah besar kami di Bengkuang No. 29, Padang. Kami beradik kakak berjumlah 8 orang. Beda usia kakak tertua dan yang bungsu sekitar 12 tahun. Jadi, kami dibesarkan hampir serentak. Belum lagi ada beberapa saudara yang tinggal di rumah kami. Malam tahun baru itu (lupa persisnya) kami rayakan ber 13 orang dengan duduk membentuk lingkaran besar dan mulai bermain kartu. Entah apa nama permainannya, tapi pemain yang kalah akan mendapatkan coretan tak terputus di wajahnya. Yang berhak mencoret adalah pemain yang menang. Coretan menggunakan lipstik merah, eyes shadow hijau atau bedak putih, boleh pilih salah satu. Diakhir acara akan terpilih seorang raja atau ratu, yaitu yang wajahnya paling hancur karena banyak coretan.
Permainan itu dimulai sekitar jam 11 malam. Tepat jam 00.00 WIB, kami terus asyik bermain hingga jam 1-an. Jadi, detik-detik pergantian tahun dilewati biasa-biasa saja. Sama seperti pergantian hari dari Senin ke Selasa saja layaknya.
Prosesi count down alias hitung mundur, saya alami waktu masih bekerja di radio Suara Sakti, Semarang. Malam tahun baru kami mengundang bintang tamu dari ibukota, yaitu Hedi Yunus dan tahun berikutnya Yuni Shara. Cuma karena bertugas, saya gak merasakan apapun. Lebih kurang sama seperti ngadain event atau show artis biasa.
Yang agak beda justru ketika malam pergantian tahun 2003 - 2004. Waktu itu, saya ke Mesjid Raya Pondok Indah bersama teman baik saya Iwan. Malam itu ada dzikir bersama Ustad Arifin Ilham. Pengunjung disarankan menggunakan pakaian putih-putih, termasuk saya. Beberapa saat sebelum jam 00.00 WIB, dzikir dan doa sudah dipanjatkan. Banyak yang meneteskan air mata, banyak juga yang tersedu-sedu. Tepat jam 00.00 WIB, sang ustad mengajak semua jamaah untuk sujud syukur. Tak terasa, air mata membasahi sajadah sujud saya. Begitu banyak doa dan harapan saya panjatkan. Masa bodo dengan bunyi petasan dan kembang api di kejauhan. Saya cuek saja dengan bunyi terompet dan klakson kendaraan dari jalan raya. Saya berusaha berkonsentrasi saja.
Selesai acara di Mesjid itu, saya dan Iwan berencana pulang. Tapi perut lapar. Kami menelepon teman baik kami yang lain, Rio dan Pram, yang kebetulan ada di Citos. Akhirnya kami menuju Citos dan saya saltum alias salah kostum. Rupanya malam itu Citos sedang ada acara Street Carnival. Banyak orang-orang yang berkostum ala Brazilian berseliweran dan saya tetap dengan baju koko putih. Hm.... cuek saja lah. Saya lapar hehehe....
Dan tadi malam, saya berkesimpulan bahwa bagi saya, malam tahun baru tak ubahnya seperti malam pergantian hari biasa. Banyak orang membuat resolusi atau rencana. Tapi menurut saya, tidak harus malam tahun baru khan? Kalau emang mau berubah, lakukan sekarang. Segera laksanakan. Tak usah menungu pergantian tahun apabila semua rencana, niat dan harapan itu bagus adanya.
Tapi bagaimanapun juga, saya tetap mengucapkan Selamat Tahun Baru 2007. Semoga kehidupan kita akan jadi lebih baik di tahun ini. Maju terus dan Jaya selalu. Amin.