Thursday, September 06, 2007

Marhaban ya Ramadhan

Beberapa hari lalu, seorang teman lama menyapa di YM. Katanya "Apa persiapan kamu menjelang Ramadhan?" Gelagapan saya menjawabnya. Ramadhan bulan yang indah, agung dan penuh berkah, emang layak disambut. Penyambutan kedatangan Ramadhan harusnya lebih meriah daripada menyambut kedatangan tamu di rumah, misalnya. Tapi, ini sudah seminggu menjelang Ramadhan. Kenapa saya belum persiapan apa-apa ya?

Apa sih sebetulnya yang perlu dipersiapkan menyambut Ramadhan? Pastinya, hati yang paling penting. Rasa gembira karena Ramadhan segera tiba, bagi saya sudah cukup. Tapi.. wait.. wait.... bentar.....

Saya beli magic jar beberapa minggu lalu... ya.... itu persiapan menjelang Ramadhan khan? Tapi, kok cuma itu saja? Apalagi ya?

Tadi pagi saat berangkat ke kantor, saya mendengar radio, ada sebuah dialog yang ujug-ujug, tiba-tiba dan sekonyong-konyong, membuka mata hati dan pikiran saya. Di radio itu (i-Radio, kalau engga salah) digambarkan tentang seorang pria yang membeli baju koko dan peci baru, juga beli sajadah serta sarung baru untuk menyambut Ramadhan. "Ah, percuma saja kalau sholat masih bolong-bolong," komentar seorang wanita dalam dialog itu.

Dialog itu benar-benar menjadi inspirasi bagi saya. Sarung, peci, baju dan sajadah yang baik bisa menjadi pemicu agar kita lebih menghargai ibadah kita. Selanjutnya, diharapkan ibadah lebih banyak, lebih sempurna. Ibaratnya, kalau kita berangkat ke kantor dengan pakaian yang baik, secara tidak langsung ada tuntutan dari diri kita untuk melakukan pekerjaan dengan baik pula. Makanya banyak kantor yang mewajibkan karyawannya pakai dasi, dan busana rapih formal lainnya.

Jadi, saat pulang kantor nanti, saya akan bongkar lemari. Cari baju-baju yang baik untuk sholat taraweh. Cari sarung yang baik, sajadah yang bagus dan dicuci lagi pakai pewangi supaya pas sujud tercium bau wangi.... bau surga.... semoga ibadahnya khusuk. Amin.

Marhaban ya Ramadhan.....