Monday, December 25, 2006

Ragam Pengamen

Setiap hari naik bis kota menuju arah Blok M membuat saya sering bertemu dengan para pengamen. Kadang terganggu, kadang terhibur, kadang dicuekin dan tetap tertidur. Tidak banyak yang bagus dan serius bernyanyi. Lebih banyak yang sebelas dua belas (alias sami mawon) dengan pengemis. Kalau pengamennya anak-anak di bawah umur, baik lelaki maupun perempuan, yang timbul adalah rasa kasihan terhadap masa depan mereka.

Tapi kalau yang ngamen sudah dewasa atau usia produktif, nah inilah yang saya bilang beda tipis sama pengemis. Badan sehat, tenaga kuat seharusnya mereka bisa bekerja yang lain. Dan menurut saya, ngamen bukanlah pekerjaan. Walau mereka sering menyebutkan diri mereka "seniman jalanan", tapi itu bagi saya cuma sekedar istilah agar mereka lebih dihargai. Padahal belum ada karya mereka yang bisa dinikmati dan bermanfaat bagi orang lain. (sebagai seniman, tentu harus ada karya seni yang mereka ciptakan)

Satu atau dua pengamen memang cukup menghibur. Tapi saya belum bisa mengapresiasi mereka sebagai penghibur. Tapi sudah lah..... Yang mau saya bagi kali ini adalah beberapa pengamen yang saya jepret dalam beberapa hari terakhir. Here we go... halah!


Kalo yang ini, nyanyinya lumayan. Suara serta pilihan lagunya oke. Secara keseluruhan not bad lah. Tapi dengan badan sebesar itu, selayaknya dia bisa kerja yang lebih baik.

Duet yang berikut ini memainkan lagu-lagu religi Islamsecara medley. Ada lagu "Jagalah Hati" (jangan suka horny... hehehe) dari AaGym, juga "Tombo Ati" milik Opick(Opick bikin Dealove juga bagus banget yak Two Thumbs Up), serta juga lagu "Perdamaian" yang aslinya gambus abis, tetapi menjadi pop rock keren oleh Gigi Band.


Pengamen yang ini terbilang kreatif. Dia selalu menggunakan kalimat pembuka dan memperkenalkan lagunya satu per satu, yang katanya lagu-lagu itu diciptakan sendiri. Tetapi, jujur saja, antara lagu satu dan lagu lainnya sama sekali tidak ada bedanya kecuali liriknya. Grip atau kunci gitarnya cuma 2, yaitu kunci G dan F. Lalu cara genjreng gitarnya juga sama, seperti ketukan reggae tapi kok mirip juga sama lagunya Benyamin S (Eh ujan gerimis aje... gitu lah).


Sering kali pengamen bernyanyi dengan kunci nada dasar yang tidak pas. Bagi saya ini ajaib sekali. Secara ketukan, tempo, kunci gitar, bahkan tanda masuknya lagu semua pas. Rasanya dia belajar dengan seseorang yang lebih jago. Bisa jadi iya, karena pengamen itu ada wadahnya juga. Tapi, menyanyi dengan kunci nada yang ketinggian atau kerendahan bagi saya adalah sebuah kebodohan, apalagi harus bernyanyi di depan umum dan ingin mendapatkan uang pula. Pengamen yang ini melakukan itu. Nada dasarnya ketinggian ketika membawakan sebuah lagu milik Ungu. Ketika refrain lagu "Maaf kan aku, menduakan cintamu... dst..." yang memang cukup tinggi nadanya, yang dilakukan pengamen ini adalah menegakkan badannya dan memanjangkan lehernya. Mungkin dia berharap bisa ikutan tinggi suaranya. Mirip ayam jago berkokok hehehe...

Pengamen yang paling jago menurut saya apabila bisa memainkan alat musik yang tidak biasa. Kalau gitar, itu mah biasa. Apalagi kalo cuma bawa tutup limun atau tutup botolyang dikecrek-kecrek doang. Gak kreatif. Parahnya lagi, banyak juga yang modal tepuk tangan. Aduh.... Kalau seandainya mau kreatif dikit, tepuk tangan juga seru. Tapi kalau badan gede, suara cukup kuat, mbok ya jangan modal tepuk tangan dong. Belajar gitar kek, kencrung kek. Atau belajar suling? Hebatnya lagi ada yang ngamen pake biola. Yahud banget. Lagunya My Heart Will Go On pula.... Main biola itu gak gampang. Tapi pengamen ini jago. Jadi ikhlas aja kalo ngasih.

Diantara pengamen-pengamen yang saya temui di atas bis kota Patas AC 34 ataupun AJA 138, inilah yang paling TOP. Dia selalu membawakan lagu-lagu Rhoma Irama. Iringannya bukan gitar, bukan kecrekan, apalagi tepuk tangan. Pengamen ini cukup bermodal. Dia membawa kaset minus one, sound system sendiri lengkap dengan microphone tanpa kabel. Hebat. Suaranya gak jelek-jelek amat. Sengau dan cengkok yang menjadi ciri khas dangdut bisa dilakukan dengan baik. Satu hal lagi yang aku salut, dia menyapa penonton sama seperti Bang Haji Rhoma Irama menyapa penggemarnya. Saya yakin,dia emang penggemar berat si Raja Dangdut itu. Bahkan jambang nya pun mirip.Liat aja fotonya :)









6 comments:

Yunus Idol said...

Iseng banget nih.. jepret jepret pengamen..Saya juga punya beberapa pengamen favorit yang bisa saya temuin di bus kota tiap kali mo berangkat ke kantor. Sayangnya, gak berani jepret-jepret sembarangan sih, soalnya kan di kendaraan umum...

mutiara nauli pohan said...

dulu aku pernah ketemua pengamen yg "ajaib" banget2 udah pengen ketawa ngakak tapi kok ya ga sopan yg ada aku gigit bibir ku sambil ngeliat ke kaca dan berusaha mikir yg lain

Fa said...

Di Menteng banyak bener pengamen.Tapi pengamennya rame-rame, lengkap dengan gitar dan tabuh-tabuhannya. Nyanyinya juga keren, bisa request kalo lagi pengen dengerin "heart"...

Tapi ada yang ngebetein banget! Pake suling,.. lagunya entah apa nggak tau!!!!! Cuma niup-niup doang........ dan kalo dibilang "nggak mas", pura-pura gak liat.. dan tetep aja nyuling gak jelas yang mengganggu banget!!!

Ada juga 1 pengamen lain, pake gitar.. yang sumpah, gak bisa nyanyi, gak bisa nggitar.... tapi keras kepala!!!

Bisa sejam dia nyanyi terus di samping lo meski udah berkali-kali dibilangin nggak, dikasih tangan nggak, tetep aja nyanyi kayak orang bego........

Pernah nungguin gue sampai lo kelar makan..... gue tinggalin aja deh tanpa ngasih!!!

Hihi.. kejam!

L. Pralangga said...

Wah itu jepretan-nya cukup bagus juga "angle" nya - cocok untuk portofolio "talent-search". :)

Udah motret2 gitu - ngasih sumbangan nggak? :p

Selamat tahun baru dan Selamat Idul Adha - moga2 2007 ini bisa jadi tahun yang mbawa berkah.

Rinto said...

Younoez,
Kok gak brani jepret-jepret? Pake kamera dong, jangan pake karet hehehe.... Ternyata bener ya, kamu pemalu sekali... cieeee...

Uli,
Ajaib bagaimana kok bisa ketawa ngakak? Kok gak diceritain ajaibnya apa?

Fa,
Iya. Aku juga tau tuh si bapak peniup suling itu. Nyebelin emang. Nah itulah yang aku bilang gak ada beda antara pengemis dan pengamen.

Luigi,
Kalau emang ngamennya bagus, rasanya ikhlas aja kalau harus ngasih koin atau bahkan uang kertas. Tapi kalau mengganggu? Ya maaf.... drpd tidak ikhlas dan tidak jadi rejeki juga buat mereka, lebih baik simpan saja :) Sama2, selamat Idul Adha dan tahun baru 2007 ya

Credo said...

Hahaha, emang asyik klo ada pengamen yang bener2 bisa nyanyi. Lumayan menghibur.. Tapi ya itu, sering nya justru pengamen yang ga bisa nyanyi ato sama sekali ga niat nyanyi. Cuma bergumam ga jelas, trus minta duit deh.