Friday, December 01, 2006


Donor Darah

Dengan tinggi tubuh 181 cm, saya ingin sekali memiliki berat badan yang berimbang. Susah sekali menambah berat badan ini. Gak segampang menambah dosa (halah!). Kalau sekarang saya sering ke gym, itu lebih karena ingin menambah kebugaran dan daya tahan, bukan untuk membentuk tubuh apalagi menguruskan badan. Menjadi kurus mah, gampang banget. Demam 1 hari aja, saya bisa turun berat 3 kg.
Kalau diperhatikan, porsi makan saya lumayan banyak lho. Tapi memang, saya tidak terlalu sering ngemil. Ditambah lagi dengan faktor U (iya iya.... UMUR. Puas?) maka makanan yang masuk lebih dulu menumpuk dan menggembil di sekitar perut daripada merata di sekujur badan.

Permasalahan berat badan ini sudah menjadi cerita sejak lama. Saya ingat, tahun 1999 ketika pertama kali mendonorkan darah di Rumah Sakit Siloam Gleaneagle. Dengan bentuk badan yang cungkring di kala itu, kira-kira bisa jadi donor gak ya? Waktu itu sempat bimbang dan ragu, takut semaput. Ntar malah jadi bahan tertawaan. Gak lucu banget khan? Tapi, saya nekad aja. Toh sebelum diambil darah, semua pendonor akan ditimbang berat badannya, diukur tensinya dan dilihat juga kadar HB nya. Pastinya, pihak PMI (Palang Merah Indonesia) tidak mau ambil resiko dengan nyoblos orang yang tak layak donor.

Deg-degan juga waktu itu. Perawat yang ngukur tensi ikut ngeledek.
Katanya,"Deg-degan kenapa, Mas?"
Jawab saya,"Pengalaman pertama, Mbak."
Perawat melanjutkan,"Tenang aja. Kaya digigit semut kok."
Dalam hati saya ngedumel, iya kalau semutnya se upil. Kalau semutnya segede alat suntik, dan taringnya segede jarum suntik, ya sakit juga.


Tensi bagus, HB bagus dan berat badan juga dianggap cukup. Alhamdulillah. Proses selanjutnya menunggu giliran.

Pas giliran saya ambil darah, busyet, banyak juga ya. Katanya 250 cc alias 1/4 liter. Langsung terbayang botol Aqua 1 liter yang besar. Dan darah saya diambil seperempat botolnya. Dan ngalirnya cepet banget, deras. Mungkin karena saya ded-degan, jadi jantung memompa lebih cepat. Saya jadi lupa, sakit atau gak ya waktu di tusuk jarum suntik di urat nadi itu ya? Sungguh, terlupakan karena saya lebih berpikir,"Pusing gak ya... pusing gak ya?"

Setelah jarum ditarik dari lengan, proses selesai dan saya gak pusing. Tetapi pada saat mau berubah posisi dari berbaring ke duduk, saya lakukan pelan-pelan. Benar-benar 'handle with care' lah badan ini. Takut tumbang. Setelah duduk, ternyata aman. Selanjutnya, turun tempat tidur, berjalan. Selangkah, dua langkah, tiga langkah, lalu berpikir lagi,"Pusing gak ya... pusing gak ya? Tumbang gak ya? Gubrak gak ya?" Ternyata gak tuh.... Lanjut jalan, menuju ke meja tempat konsumsi. Segelas susu coklat bikin badan ini enak dan Alhamdulillah, lancar. Saya tidak menjadi bahan tertawaan. Selamat !
Sejak saat itu, saya tidak ragu lagi menjadi pendonor darah. Lebih senang lagi, sejak saat itu, saya jadi yakin bahwa berat badan saya normal-normal saja kok. Saya gak kurus dan gak cungkring seperti yang saya khawatirkan. Lebih hebat lagi, berat badan saya justru nambah setelah donor darah itu. Jika dulu dulu berat badan saya 67 atau 68 kg saat pertama donor di tahun 1999, maka setelah 10 kali menjadi pendonor, berat badan saya naik antara 6 - 7 kg, menjadi 73 kg dengan tinggi badan tetap 181 cm. Dan perubahan itu terjadi dalam kurun 7 tahun !!!

Wakakakakkkk... gak jadi hebat! Batal hebat!
Ya ya ya... saya manusia biasa, bukan manusia hebat, bukan orang super. Just an ordinary guy. Semua orang bisa menyumbangkan darahnya untuk menyelamatkan orang lain. Jika materi dan harta tidak berlebihan, jika tenaga sudah terkuras untuk kerja dan keluarga, maka darah kita juga bisa dijadikan sedekah untuk membantu meringankan beban orang lain. Insya Allah, pahalanya dihitung sama Allah. Insya Allah hiduppun akan menjadi lebih bergairah karena darah yang sudah diambil akan segera diganti dengan darah baru yang lebih segar. Ayo, donor darah lagi :)








3 comments:

Fa said...

Just drop by doang kok............

jadi ingat.. udah lebih 6 bulan gak donor darah! may be this is the time!

Rinto said...

Fa,
Thanks udah mampir. Kalo jadi donor lg, ajak2 ya. Siapa tau aku ambruk, jadi ada yg nolongin hehehe...

bunga,
Darahmu ada jentik2nya, kali. Makanya nyamuk pada doyan... :p
Rajin2 makan sayur ijo deh. Konon berkhasiat bikin darah pahit dan nyamuk gak pengen ngisep darahmu lagi. Ato mau coba minum baygon? Dikit aja, siapa tau manjur... hehehe (gubrax)

deltakirana said...

aku ampir pingsan loh waktu donor pertama, tp untunglah gak trauma malah skrg di rutinin tiap 3 bulan sekali barengan ma jadwal minum obat cacing,heu3...
bsk2 ke PMInya barengan ya...