Monday, July 09, 2007



Gelisah Datang Tak Diundang

Tanggal 7 Juli tahun ini, konon banyak yang bilang membawa berkah karena tanggal tersebut adalah tanggal cantik. Coba perhatikan : 07-07-07. Ya, cantik memang. Banyak sekali resepsi dan acara pada tanggal tersebut yang kebetulan jatuh di hari Sabtu. Saya, alhamdulillah, juga 'kecipratan' menjadi MC di salah satu acara pernikahan di gedung pertemuan di bilangan Jakarta Selatan.

Tetapi, pada tanggal 07-07-07 itu, salah seorang kerabat saya meninggal dunia. Dini hari saya mendapat telepon dari Ibu saya, serta juga adik saya. Pagi harinya, kakak saya juga menelepon dan menanyakan apakah saya berangkat ke rumah duka. Tentu saja, karena melayat akan membawa pahala lebih besar daripada datang ke pesta. Begitu yang pernah saya dengar.

Dengan adanya kabar duka tersebut, maka segala rencana yang sudah saya susun untuk hari Sabtu itu berubah mendadak. Dari yang semula mau berangkat jam 12-an, dimajukan menjadi jam 8-an karena jam 9 saya akan dijemput oleh kakak saya. Tergopoh-gopoh saya membereskan dan mempersiapkan segala sesuatunya karena saya tidak mau ada yang tertinggal. Berangkat ke rumah duka di Kalimalang, sekaligus mempersiapkan diri menjadi MC di acara pernikahan. Ke rumah duka, saya menggunakan kemeja warna gelap. Tapi untuk acara nikahan, saya menggunakan jas hitam dan kemeja abu-abu.

Dalam perjalanan, saya teringat bahwa saya lupa membawa dasi. Ya sudahlah. Tidak selamanya orang menggunakan jas lengkap dengan dasinya. "Lagi pula, dasi juga bisa dipinjam nantinya," ujar saya dalam hati. Dari mesjid, setelah menyembahkankan jenazah, saya dan kakak serta keponakan saya makan siang di daerah Kalimalang, dan saya selanjutnya di drop di kompleks Bidakara, tempat resepsi pernikahan berlangsung.

Setelah bertemu dengan keluarga calon penganten, ramah tamah sebentar, saya menuju ruang acara untuk mengontrol segala persiapan terutama sound system. Lalu, saya menuju ruang ganti pakaian untuk bersalin, menggunakan jas hitam yang saya bawa. Astaga... !!!! Masalah muncul tanpa disangka. Bukan soal dasi yang terlupa, tapi saya salah membawa jas.

Bagi saya, ini fatal banget! Bagaimana mungkin saya menggunakan jas kedodoran ini sementara saya harus berdiri di depan semua tamu dan undangan? Kenapa bisa terjadi? Ya, tentu saja karena kecerobohan saya. Karena terburu-buru berangkat dari rumah, saya main sambar saja sebuah jas hitam yang tergantung rapi dalam bungkusnya. Padahal, jas yang seharusnya saya bawa adalah jas hitam yang memang dibuat sesuai ukuran saya (custom made). Sedangkan yang terbawa adalah jas pemberian yang tentu saja ukurannya berbeda dengan tubuh saya yang ajaib ini.

Rasanya, baru kali ini saya hilang PD karena salah kostum. Jas hitam itu sepintas mirip jas hujan di badan saya. Kacau! Sepanjang acara, saya sibuk mengatur posisi berdiri agar jas kedodoran itu masih tampak baik dan elok dipandang mata. Gelisah benar-benar datang dan tak kunjung hilang. Kalau ada yang melihat saya, saya langsung menghindari tatapan mata karena takut ketahuan bahwa jas saya kedodoran.

Barangkali menjadi suatu hiburan yang sangat berarti karena hingga saya pulang tidak ada yang berkomentar tentang jas 'kebesaran' itu.

3 comments:

yaya said...

Tetap sukses kaan ngemcnya :)

blanthik_ayu said...

pake ini aja..dijamin tambah ok :p"lemparin sarung ke darin"

Galih:makasih ya uncle rinto...kata mamie boleh ketularan gantengnya..asal jangan narsisnya xixixix

Anonymous said...

Yaya, alhamdulillah, ng-MC nya lancar dan semua senang. Andai kata waktu itu ancur, saya jg gak brani nulis di sini hehehe

Eny Blanthik, makasih sarungnya *langsung rendem 3 hari 3 malem*

Galih, cepat sembuh ya.... uncle rinto gak narsis kok, cuma sadar ganteng (hweeekkk... hehehhe)